Conspiracy or Hidden True Story

Sejarah Perjalanan The Knights Templar




Sejarah Knight


Knights Templar adalah sebutan pendek dari The Knights of the Temple og SALOMON. Mereka adalah sekte penerus dari Raja Nimrod. Ajaran ini berkembang di Perancis berkat seseorang yang bernama Godefroy de Boullion yang akhirnya berkembang menjadi Secret Society. Dari namanya, mereka sangat terobsesi dengan tabut Nabi Musa yang di simpan di kuil Nabi Sulaiman. Mereka yang kita anggap adalah tentara Kristen, sebenarnya adalah sekte penyembah Baphomet atau sang iblis.

Dengan mengatas namakan salib, para wanita dan anak-anak dibunuh. 20 tahun setelah Yerusalem diduduki The Dome of The Ark / tabut Nabi Musa disita oleh Knights Templar. Mereka menita The Dome of the Ark lantaran kesal karena tidak berhasil menemukan The Ark of The Convenant (Tabut Nabi Musa) yang menjadi obsesi mereka untuk kejayaan dan kekayaan. Perlu diketahui bahwa Tabut Nabi Musa ini dianggap sebagai bedan spiritual tertinggi sepanjang perjalanan umat manusia dan telah hilang sejak 2600 tahun sebelumnya. Knights Templar tidak mengetahui itu dan hanya terobsesi setelah membaca mengenai The Ark di dalam kitab suci.





Tahun 1307, Raja Phillip V Perancis memerintahkan penangkapan Knights Templar degan tuduhan kafir terhadap TUHAN, praktek homoseksual, menyembah berhala dan praktik ilmu sihir. Paus Clement V mendeklarasikan Knights Templar sebagai ajaran bid'ha bagi seluruh properti Knights Templar. Maka pada hari jumat 13 Oktober 1307 atau yang kita kenal sekarang dengan Friday the 13th, seluruh anggota Knights Templar diburu untuk dibunuh dan di bakar hidup-hidup.

Mereka terpojok, tampak putus asa dan merasa akan musnah selamanya. Namun ada sebuah harapan muncul, mereka mendapat tempat berlindung dan sekutu. Di negara yang berjuang mati-matian untuk merdeka dari Inggris yaitu Skotlandia. Dari harapan ini akhirnya mereka hijrah ke Skotlandia.

Harapan Skotlandia untuk merdeka musnah ketika William Walace meninggal, namun bagi Raja Skotlandia Robert the Bruce kedatangan Knight Templar menjadi senjata rahasia. Templar telah berperang selama 200 tahun dengan tentara islam dan itu membuat mereka sangat ahli dalam bertempur dan berstrategi.


Perjalanan Knights Templar (1314-1324)

Di tahun 1314, Knights Templar bergabung dengan pasukan Robert the Bruce (Raja Skotlandia) untuk berperang di Bannockburn untuk pertempuran yang sudah lama dinantikan dengan Inggris. Usaha Robert the Bruce dan Templar berhasil, 6.500 tentara Skotlandia berhasil menaklukan dan membuat malu 25.000 tentara Inggris dan cita-cita Skotlandia untuk merdeka akhirnya tercapai.


Perjalanan Knights Templar (1324-1603)

Knights Templar bangkit dari kehancuran dan bertekad untuk tidak akan pernah lagi dihancurkan. Kali ini mereka punya misi mengontrol seluruh negri dengan mengontrol para Rajanya. Dan untuk terus melestarikan nama Knights Templar harus dilenyapkan.

Keturunan Templar menjadi kekuatan nyata di Skotlandia. Tahun 1603 Ratu Elizabeth 1 wafat tanpa meninggalkan pewaris tahta. Sesuai aturan, Raja James V dari Skotlandia otomatis menjadi Raja Inggris, maka Inggris dan Skotlandia bergabung menjadi kerajaan baru. Dengan begini maka kekuatan Templar yang ada di Skotlandia menyebar dengan bebas dan berakar di Inggris Raya.

Perjalanan Knights Templar (1603-Sekarang)





Setiap waktu mereka merencanakan, mengorganisir dan menyusup ke dalam titik-titik strategis kerajaan. Hasilnya, mereka berhasil mengembangkan jumlah dan kekuatan dan siap memetik identitas yang baru yang bebas dari reputasi  buruk masa lalu dan memberikan kredibilitas berupa kerajaan dan arisokrasi di Inggris.

Nama baru yang mereka pilih adalah Freemason (The Scottish Rite), dan inilah aliran templar yang hidup di jaman kita. Arti kata Mason adalah tukang batu, dan free adalah bebas. Jadi arti Freemason adalah tukang batu yang berfikiran bebas. Karena dulunya sebelum menjadi Knights Templar profesi mereka adalah tukang batu.





BERSAMBUNG

Conspiracy Or Hidden True Story

Raja NIMROD & Freemason





Seperti yang kita ketahui, Raja NIMROD pada zamannya adalah raja yang cerdas. Namun kecerasaanya itu membuatnya bersikap sombong dan mengaku sebagai TUHAN dan usahanya selalu mendapatkan tantangan dari Ibrahim. Namanya terkenal karedan usahanya sebagai pendiri Menara Babel. Ia adalah orang yang berkuasa di Babilonia yang menjadi pusat peradaban dunia setelah banjir BAH, yang wilayahnya meliputi Asia Barat dan Asia Tengah. Menurut catatan Kejadian 10:8-12, ia mendirikan kota-kota besar seperti babel, Erekh, Akad yang kesemua kota itu terletak di tanah Sinear, lalu ia  pergi ke Asyur dan mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah, dan Resen.

Sisa peninggalannya yang dapat di temui berada di Gunung Nimrod, sekitar 150km dari kota Adiyaman, 1220km Istanbul. Sebelum ini Gunung Nimrod dapat ditemukan di Abul Gharah, Iraq. Tempat Namrudz dan rakyatnya menyembah dewa Nabu yang mereka anggap sebagai anak dari Marduk. Gunung Nimrod mencapai ketinggian 2100m. Wilayah ini pada masa lalu termasuk dalam wilayah kekuasaan Babilonia.

Catatan Dalam Tradisi YAHUDI

Nimrod adalah keturunan ke-5 dari Nabi NUH. Ia adalah orang pertama yang mendeklaraasikan diri sebagai raja atas seluruh manusia, akibat keangkuhan dan keserakahannya, ia berusaha mengajak seluruh manusia bersatu dalam membentuk satu jenis manusia dengan ikatan perjanjian hanya berbuat dosa terus-menerus dan melupakan 
TUHAN dengan membangun Menara Babel yang sangat menjulang tinggi dengan harapan siapapun yang melihat menara itu akan teringat dengan rencana tercela ini. Ketika TUHAN memperhatikan tindakan Nimrod, TUHAN mempertimbangkan bahwa tidak baik apabila seluruh manusia menjadi jahat seluruhnya, 

TUHAN hadir ke bumi bersama para malaikat dibumi untuk memisah-misahkan satu bangsa keturunan NUH menjadi berbangsa-bangsa yang berbeda supaya tidak seluruh manusia bersepakat dengan manusia lain. Melainkan memiliki budaya, kebanggaan, sudut pandang dan watak tersendiri yang menimbulkan ras dan jenis anatomi yang serupa nemun dalam diri mereka ada sesuatu yang memperbedakan. Berbeda dengan tumbuhan, hewan, setan, malaikat, dan jin yang secara umum sejenis dan serupa sifat tingkah lakunya.




Awal Mula Freemason

Nimrod adalah manusia pertama yang memerintahkan agar membuat koa Babylon yang amat mahsyur itu, kota Niniwe dan kota-kota lainnya. Keinginan Nimrod untuk menguasai dunia di bawah satu pemerintahannya itulah yang kini disebut  sebagai "New World Order".





Mereka membuat bangunan besar dan tinggi (Menara Babel) yang dikenal sebagai MASONS (pada zaman modern kini disebut FREEMASONS). Mereka memang hebat dalam bidang arsitektur. Cita-cita Raja Nimrod kala itu tidak terwujud karena itulah keturunannya sampai sekarang berusaha untuk merealisasikannya,karena itulah kita bisa melihat simbol-simbol dari FREEMASONS hingga saat ini. Seperti pada lukisan piramid pada uang 1$.





Kisah tentang Nimrod masih berlanjut hingga hari ini yang diwarisi oleh keturunannya. Ini dapat terlihat dengan jelas sebagaimana Amerika Serikat telah menaklukan Iraq (Babylon). Bukan semata-mata karena minyak, tetapi karen ada agenda lain yang menjadi misi mereka.

Jumlah kejahatan amat banyak, diantaranya dia mengawini ibu kandungnya sendiri yang bernama Semirasmis. Setelah Nimrod meninggal dunia, Ibu yang merangkap sebagai isteri tersebut menyebarkan ajaran bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya walaupun jasadnya telah mati. Dia membuktikan ajarannya dengan adanya pohon Evergreen tang tumbuh dari sebatang kayu yang mati. Yang ditafsirkan Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod yang sudah mati.

Untuk mengenang hari kelahirannya, Nimrod selalu hadir di pohon Evergreen ini dan meninggalkan bingkissan yang digantukan di ranting-ranting pohon itu, 25 Desember iyulah hari kelahiran Nimrod. Inilah asal usul pohon Natal yang ikonik setiap hari natal tiba.




Walaupun dikatakan bahwa Semiramis adalah seorang perawan ketika melahirkan Nimrod, dia juga kemudian melahirkan seorang anak lagi selepas Nimrod mati. Anak itu bernama Tammuz dan dia megatakan anak itu adalah jelmaan Nimrod. Tammuz diberi gelaran 'Orion' yang beemaksud "benih seorang wanita". Semiramis semula dikenali sebagai "Ibu perawan", "Ibu suci" dan "Dewi dari surga", maka dimulailah penyembahan terhadap Semiramis dan anak TUHAN.

Melalui pengaruh dan pemujaannya kepada Nimrod, Semiramis dianggap sebagai "Ratu Langit" oleh rakyat Babylon. Dengan berbagai julukan, akhirnya Nimrod dipuja sebagai "Anak Suci dari Surga". Melalui perjalanan sejarah dan pergantian generasi dari masa ke masa, dari suatu bangsa kebangsa lainnya. Penyembahan berhala versi Babylon ini berubah menjadi Messiah palsu yang berupa Dewa Baal, anak dewa Matahari.

Agama itu berpindah ke Mesir setelah kejatuhan bangsa Babylon. Disana mereka menyembah Isis dan anaknya Osiris. Dewa-dewi itu mempunyai nama dan asal yang sama. Nama osiris sama makna dengan Orion yaitu "Benih Seorang Wanita".

Kemudian ajaran menyembah berhala ibu dan anak itu  tersebar ketempat lain pula. Di Asia bernama Cybele dan Deoius. Dalam agama Pagan Roma disebut Fortuna dan Jupiter, bahkan di Yunani, Chinna, Jepang, Tibet di temukan adat pemujaan terhadap dewi Madonna.




Karakter Goddess / Dewi kuno, diantaranya adalah Semiramis, ibu kepada Raja Nimrod lihat kesamaan Semiramis dengan  STATUE OF LIBERTY di Amerika, yang dihadiahkan oleh FREEMASON Francis kepada Amerika saat kemerdekaan Amerika sebagai tanda persahabatan kedua negara.




Gambar Semiramis juga terpampang pada mata uang lama Amerika. Statue Of Liberty itu merupakan lambang Semiramis yang membawa obor cahaya, yang konon obor itu adalah roh anaknya Nimrod yang senantiasa berada di dunia ini. Simbol yan sama juga terdapat pada logo Colombia Picture milik Sony Entertainment.

Didalam Illuminati ada dikatakan berasal dari keturunan Firaun. Diketahui bahwa mereka ingin menguasai dunia ini dibawah pemerintahannya sebagai penyambung tradisi keluarga-keluarga mereka terdahulu. Keturunan Nimrod masih berlanjut hingga sekarang. Setelah banyak dikaji maka terbuktilah bahwa salah satu ketrurunan yang berada di dalam  Illuminati adalah keturuanan Raja Nimrod.






BERSAMBUNG

Konspirasi Terbesar Dalam Sejarah Umat Manusia

ILLUMINATI BAVARIAN


Iluminati adalah nama yang diberikan kepada beberapa kelompok, baik nyata (historis) maupun fiktif. Secara historis, nama ini merajuk pada ILLUMINATI BAVARIA, sebuah kelompok rahasia pada Zaman Pencerahan yang didirikan pada tanggal 1 Mei 1776.

Nama Illuminati banyak menjadi banyak digunakan untuk menunjukkan organisasi persengkokolan yang dipercaya mendalangi dan mengendalikan berbagai peristiwa di dunia melalui pemerintah dan korporasi untuk mendirikan Tatanan Dunia Baru. Dalam konteks ini, illuminati biasanya digambarkan sebagai versi modern atau keberlanjutan dari Illuminati Bavarian.





Sejarah

Gerakan ini didirikan pada tanggal 1 Mei 1776 di Ingolstadt (Bavaria) dengan nama Ordo Illuminati, dengan anggota awalnya sebanyak 5 orang, dan di pelopori oleh Adam Weishaupt (1748-1830).





Johann Adam Weishaupt (lahir di Ingolstadt, 6 Februari 1748 - meninggal di Gotha, 18 November 1830 pada umur 82 tahun) adalah seorang Jerman, pendiri Ordo illuminati. Walaupun dibesarkan di lingkungan Yesuit, pada akhirnya ia menyimpang dari ajaran ordo tersebut dan pada 1 Mei 1776, dengan bantuan Adolph Freiherr Knigge, ia mendirikan suatu ordo baru "Order of Perfectibilist" yang selanjunya di namai Illuminati. Ordo ini memiliki misi untuk menghapuskan semua pemerintahan monarki dan agama. Adam Weishaupt adalah sosok manusia yang paling di kenal di kalangan zionis dan freemason.

Dia adalah Profesor hukum kanon di universitas Ingolstadt yang di kelola tarekat Yesuit, sebagai satu-satunya profesor dari kalangan non klerikal (bukan kaum religuis). Kelompok ini terdiri dari para pemikir bebas sebagai perwujudan Pencerahan dan tampaknya mencontoh Freemason. Anggota Illuminati melakukan sumpah rahasia dan berikrar untuk mengabdi kepada atasan mereka. Anggotanya dibagi menjadi tiga kelas, masing-masing dengan beberapa tingkatan, dan banyak cabang Illuminati menarik anggota dari loji Mason yang sudah ada.

Pada awalnya Weishaupt berencana bahawa kelompok itu akan dinamai "Perfectibilist". Kelompok itu juga disebut Illuminati Bavarian dan ideologinya disebut "Illuminisme". Banyak intelektualis dan politisi progresif terkenal yang menjadi anggotanya, termasuk Ferdinand dari Brunswick dan diplomat Xavier Von Zwack, yang menjadi orang kedua di organisasi. Organisasi ini juga menarik kalangan sastrawan semacam Johann Wolfgang Von Goethe dan Johann Gottfried Herder, serta para duke yang berkuasa di Gotha dan Weimar.

Pada awalnya, dia adalah seorang pastor Khatolik yang kemudian memerkosa menajadi pelopor yang paling gigih dalam menentang agama kristen serta agama lainnya. Gerakan rahasia Illuminati berkembang dengan jaringan yang "menggurita"dikarenakan dukungan ari keluarga Rothchild. 

Meyer Amschel Rothchild (1743-1812) merupakan tokoh perbankan yang sangat dominan di Jerman dan disebut sebagai dinasti, karena keturunannya memegang jaringan kerajaan dunia perbankan di Eropa dengan ambisi-ambisinya untuk menguasai perekonomian dunia. Salah satu ucapan Rothchild yang terkenal adalah :
"Beri aku kesempatan untuk mengendalikan ekonomi suatu bangsa, dan aku tidak akan pedulikan siapa yang berkuasa (give me control over a nation economic, and i dont care whe writes its laws)".

Motto Rothchild ini memberikan kekuatan serta dorongan seluruh anggota Illuminati untuk tidak melewatkan segala aspek yang menggiring mereka pada diktator ekonomi yang mampu menguasai dan mengendalikan pemerintahan di pelosok dunia. Bahkan, salah satu Presiden Amerika ke-20, yaitu james Abram Garfield yang juga anggota Illuminati berkata:
"Barangsiapa mengendalikan uang atau perekonomian suatu bangsa, maka ia akan menguasai bangsa tersebut (whomever taht control the money or economic of nation, they would control the nation too)".

Adam Weishaupt juga seorang Jesuit, profesor dibidang hukum dan mengajar Di Univeritas Ingoldstadt Bavarian, Jerman. Sampai tahun 1770, Kekecewaannya terhadap dogma-dogma Kristen Katolik menyebabkan dirinya keluar dari jabatannya sebagai pastor dan mulai mengabdikan diri pada gerakan zionis untuk mendirikan suatu pemerintahan dunia (one world government) yang dipercaya akan menegakan martabat manusia dengan menghapuskan agama di muka bumi, kecuali paham setan (abolition of all religion, except satanism).

Setelah keluar dari gereja Katolik, gereka mengklaim dia mendirikan jaringan konspirasi baru yang diseut dengan Luciferian Conspiracy serta Gereja Setan (The Synagouge of Satan). Ditambahkan menurutnya, setan bukanlah mahluk yang hina, melainkan kekuatan yang melambangkan kejujuran keberanian dan kebebasan. Setan sebagai mahluk telah mendapat pengampunan Tuhan dan sebagai bukti penebusannya setan ingin menyelamatkan manusia. Ajaran ini ditanamkan kepada para anggota Illuminati bahwa paham Satanism merupakan bentuk evolusi kemanusiaan, lambang kebebasan manusia dan mencakup jaringan denyut kehidupan dunia secara global (Satanism is about the evolution of humanity and the promotion of freedom on individual and global scales). Banyak yang menggangap ini hanyalah propaganda kaum gereja kepada kaum Illuminasi






Selama 5 tahun dia menyusun buku yang berjudul (The Novus Ordo Seclorum) yang berisi konsep-konsep doktrin, serta teori tentang pemerintahan global. Buku tersebut selesai pada tanggal 1 Mei 1776. Sebagai penghotmatan kepada dirinya, tanggal 1 Mei dijadikan sebagai hari perayaan Komunis di seluruh dunia. Menurut Myrin pagan, langkah-langkah strategis yang ditulis Wieshaupt untuk mewujudkan ambisinya tersebut antara lain, sebagai berikut.


l. Iluminasi harus menguasai para pejabat tinggi pemerintahan dari beberapa tingkatan jabatan, bila perlu dilakukan cara-cara kotor dengan menyogok, baik dengan uang maupun perempuan. (Monetary and sex bribery was to used to obtain control of men already in high places in the various levels of all governments and other field of endeavor).


2. Iluminasi melakukan perekrutan terhadap aktivis mahasiswa yang potensial, yang mempunyai bakat dan dari keturunan yang unggul untuk dilatih sebagai anggota Iluminasi yang prospektif pada masa depan. (The Illuminati who were on the faculty of colleges and universities were to cultivate students processing exceptional mental ability and who belong to well-bred families with international leanings and recommend them for special training in internationalism).

3. Mereka yang sudah terperangkap dalam jaringan Iluminasi, termasuk mahasiswa yang telah dilatih dan diberikan pengetahuan khusus tentang dunia internasional, serta cita-cita Iluminasi akan dijadikannya sebagai agen Iluminasi di beberapa negara dan ditempatkan sebagai staf ahli atau spesialis yang mendampingi pejabat kunci pemerintah. (All influential people who were trapped to come under the control of Illuminati, plus the students who had been specially educated and trained, were to be used as agents and placed behind the scenes of all governments as experts and specialist).

4. Iluminasi akan menguasai seluruh saluran media massa, baik media elektronik maupun cetak, memiliki dan mengontrolnya pemerintah sedemikian rupa sebagai satu-satunya solusi sehingga mampu membentuk opini publik. (They were to obtain absolute control of the press so that all news and information could be slanted to convince the masses that a one word government is the only solution to our many and varied problems. They were also to own and control all the national radio and TV channels).

Lalu, tujuan dari Illuminati juga untuk memecah belah goyim (semua orang non-Yahudi) melalui media politik, ekonomi, sosial, dan religius. Mereka akan menyediakan persenjataan dan insiden agar para goyim bisa berperang diatas mereka, menghancurkan pemerintahan nasional, merusak institusi keagamaan, dan akhirnya saling membunuh satu sama lain. Tidak ada revolusi apapun pada abad ini kecuali dihubungkan dengan nama dan cita-citanya. Revolusi Perancis, Revolusi Bolshevik Rusia selalu berakhir pada mata rantai pemikiran dan strategi brilian dari pemikiranya.


Pada tahun 1777 Karl Teodor menjadi penguasa Bavaria. Dia adalah pendukung Despotisme Tercerahkan dan pemerintahannya melarang segala bentuk kelompok rahasia termasuk Illuminati. perpecahan dan kepanikan internal terjadi didalam Illuminati sebelum akhirnya kelompok ini mengalami pembubaran, yang dipengaruhi oleh Dekrit Sekular yang dikeluarkan oleh pemerintahan Bavaria. "Weishaupt sendiri membawa kabur dokumen dan korespondensi internal Illuminati, namun kemudian berhasil diambil pada tahun 1786vdan 1787, lalu di publikasikan oleh pemerintah pada tahun 1787. Rumah Von Zwack digeledah untuk mencari lebih banyak dokumen mengenai kelompok tersebut.





Cara Mudah Taklukan Suatu Bangsa (Perang Candu)

Cina (1839-1860 M)



Perang Candu



Nafsu dunia dapat membutakan hati manusia. Segala cara dapat ditempuh untuk mendapatkan kekayaan di dunia. Tidak peduli itu cara yang baik atau jahat, asalkan dapat memperoleh harta maka itu bukan lah suatu persoalan. Salah satu peristiwa masa lalu yang menggambarkan fenomena ini adalah Perang Candu (opium).

Perang Candu merupakan dua perang yang terjadi pada pertengahan abad ke-19, antara orang China dan Inggris di kedaulatan China. Pada perang tersebut pedagang Eropa menggunakan kekuatan adiktif candu untuk memperoleh hubungan dagang penting dengan Cina, negara yang mengisolasi diri dari dunia luar.



Latar Belakang Perang Candu


Konon awal abad ke-19, opium dibawa oleh para pedagang Inggris ke Tiongkok sebagai pengimbang ekspor teh Cina ke Inggris. Di bawah kekuasaan Dinasti Yung Cheng, opium begitu populer karena selain komoditi dagang juga dihisap menggunakan pipa khas dari tanah liat serta diminum dengan arak.

Sebenarnya warga dan penduduk memanfaatkan candu untuk pengobatan tradisional, tetapi sebagian menyalahgunakan sekedar mabuk-mabukan. Inilah mapping awal tradisi (buruk) rakyat. Oleh pendatang (asing) kebiasaan masyarakat mengisap candu atau madat ditandai sebagai titik lemah (Achilles, baca: akiles) yang bisa “diletuskan” sewaktu-waktu. Pada gilirannya akiles pun diolah, dieksploitasi serta dipropaganda secara gencar dengan tujuan tertentu, bahwa asap candu menimbulkan “mimpi indah” di dalam tidur!

Selama ratusan tahun, Orang-orang Cina tidak berhubungan dengan kegiatan ekonomi dunia lain. Zaman Kaisar Ming dan Qing berkuasa, ada kebijakan menutup jalur perniagaan dengan Barat karena anggapan selain mampu memenuhi keperluan rakyatnya sendiri, ia juga tak mau bergantung kepada asing. Sebuah sikap kemandirian yang dahsyat dari Ming. Meskipun demikian, banyak pedagang Eropa sangat ingin berdagang di Cina. Wilayah Cina saat itu terkenal sebagai produsen sutera, rempah-rempah, teh, dan porselan berkualitas. Komoditi tersebut sangat populer di Eropa. Namun, pemerintah Cina di bawah Dinasti Qing hanya mengizinkan perdagangan dilaksanakan di satu pelabuhan, yakni di Guangzhou (Kanton).

Di sisi lain, pengembangan East India Company oleh Inggris berarti menjadikan candu dalam jumlah besar yang diproduksi di Bengali, India membutuhkan pasar baru.  Untuk menyiasati kebijakan pemerintah Cina, pedagang Inggris mulai merencakan strategi agar Cina mau membuka perdagangan dengan mereka.

Para pedagang asing mulai menyelendupkan candu ke negara Cina, sehingga penduduk Cina terpaksa menjual barang-barang berharga mereka untuk ditukar dengan candu. Bangsa Cina sendiri sebenarnya telah mengenal candu sejak abad ke-15, namun Dinasti Qing melarang penghisapan candu pada tahun 1729, karena efeknya yang merusak.

Perdagangan candu sebelumnya dipelopori oleh bangsa India di bawah daulah Mughal, di mana perdagangan candu ilegal melalui Cina Selatan mendatangkan keuntungan besar. Ketika Inggris menguasai India, mereka melihat perdagangan candu sebagai peluang emas untuk memperbesar devisa.

Penyelundupan candu ke Cina meningkat pesat pada abad ke-18. Pada tahun 1730, 15 ton candu diselendupkan dan pada tahun 1773 mengalami peningkatan menjadi 75 ton. Candu-candu diselundupkan melalui laut dalam ribuan peti, yang masing-masing memuat sekitar 64 kilogram.

Membanjirnya candu di cina melemahkan rakyat Cina, jumlah pencandu mengalami peningkatan. Puncaknya ketika seorang pangeran menjadi pecandu, hal ini membuka mata Kaisar Daoguang akan bahaya terlarang ini. Pelarangan candu pun kembali ditegaskan pada tahun 1799, dan pada tahun 1810 dikeluarkan lah titah pelarangan dari kaisar.



masyarakta Cina mengkonsumsi CANDU



Meskipun demikian, letak pusat pemerintahan yag terlalu jauh di sebelah utara, menyebabkan kerajaan tidak sanggup mengendalikan para pedagang dan pejabat korup yang menyelundupkan candu lewat Cina Selatan. Minimnya tindakan pemerintah menyebabkan penyelundupan candu terus mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 1820-an, penyelundupan candu meningkat drastis mencapai 900 ton per tahun.

Untuk mengatasi kondisi memprihatinkan masyarakat, pada tahun 1838 pemerintah Cina menjatuhkan hukuman mati bagi para penyelundup candu lokal. Penyelundupan saat itu telah mencapai angka 1.400 ton.

Pada bulan Maret tahun 1839, Kaisar mengangkat pejabat bernama Lin-Zexu untuk mengatasi penyelundupan candu di Kanton dengan kekuasaan penuh. Komisioner Tinggi Cina di Goungzhou, Lin Zexu segera mendatangi gudang penyimpanan candu Inggris.  Lin meminta pihak Inggris agar menyerahkan candu di tempat tersebut.

Namun, Charles Elliot, kepala perdagangan Inggris, menolak tuntutan ini. Akibatnya, Lin mengepung gudang tempat penyimpanan candu, yang  di dalamnya terdapat 300 pekerja. Pengepungan berlangsung selama 40 hari, para pekerja baru menyerah setelah menderita kelaparan.

Selanjutnya, candu sebanyak 22.291 peti ditenggelamkan ke laut. Lin juga memaksa Inggris agar menanda-tangani perjanjian untuk tidak menyelundupkan candu lagi. Pada bulan Mei 1839, seluruh pejabat East India Company dipaksa meninggalkan Kanton.

Inggris menganggap tindakan pemerintah Cina sebagai penyitaan properti milik pribadi dan tidak dapat dibenarkan. Maka, Inggris mengirim kapal-kapal perang untuk mengancam pemerintah Cina dan mengepung pelabuhan.

Cina menolak membayar kompensasi, dan tetap melarang perdagangan dengan bangsa Inggris. Pada bulan November 1839, kapal perang Cina tanpa pernyataan perang ditembaki oleh kapal perang Inggris yang dikirim dari India. Akibatnya, Perang Candu I (1839-1842) antara Cina dan Inggris pun dimulai.

Jatuhnya Hongkong ke Tangan Inggris Akibat Perang Candu I (1839-1842) dan Perjanjian Nanjing


Dalam Bahasa Mandarin, Hongkong disebut Xianggang yang artinya “Pelabuhan Harum”. Saat ini Hongkong merupakan kawasan SAR (Special Administrative Region) yang memiliki konsep One Country Two System, yakni secara de jure merupakan People’s Republic of China atau berada dalam penguasaan Republik Rakyat China, tapi secara de facto berdiri sebagai negara sendiri yang memiliki kedaulatan, memiliki parlemen, hukum, bendera hingga mata uang sendiri.

Konsep One Country Two System dirumuskan oleh Deng Xiao Ping dengan tujuan agar saat kembali ke pangkuan China Raya, tidak mengalami hambatan, sebab selama 50 tahun Hongkong menganut sistem ekonomi kapitalis sedang China menggunakan sistem sosialis.

Perbedaan sistem ekonomi yang dianut tersebut, tidak lain karena Hongkong berada dalam kekuasaan Inggris sejak tahun 1842 akibat dilakukannya Perjanjian Nanjing menyusul terjadinya Perang Candu I. Hongkong baru diserahkan kembali oleh Inggris ke China pada 1 Juli 1997.

Jatuhnya Hongkong ke tangan Inggris itulah yang menjadi salah satu daya tarik dari Perang Candu I yang berlangsung sekitar 3 tahun, yaitu pada tahun 1839 – 1842.

Perang Candu I sebagaian besar berlangsung di pantai dan di laut. Pada perang tersebut kapal-kapal Inggris yang notabene lebih modern dari kapal-kapal Cina, membombardir pantai tenggara Cina.






Keunggulan persenjataan membuat armada Inggris dengan mudah menguasai kota-kota pelabuhan Xianggang (Hongkong), Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzho dan Shanghai. Bahkan, pada bulan Agustus 1842, dengan kekuatan 80 kapal perang, mereka maju menuju Nanjing.

Di tengah kondisi Cina yang semakin terdesak. Kaisar Daoguang tidak menemukan jalan yang lebih baik selain menyerah kepada pihak Inggris. Pemerintah Cina dipaksa menyetujui Perjanjian Nanjing, yang banyak merugikan mereka.

Berikut point-point penting dari perjanjian Nanjing:

  • Cina harus memberikan Xianggang (Hongkong) pada Inggris.
  • Pelabuhan-pelabuhan Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou, dan Shanghai harus dibuka bagi perdagangan dengan pihak Inggris.
  • Cina diwajibkan membayar kerugian perang sebesar 21 juta mata uang perak.
  • Memberikan hak istimewa bagi Inggris, serta membuka daerah khusus (ekstrateritorial) sebagai tempat tinggal warga Inggris.
  • Hubungan antara pejabat-pejabat Cina dan Inggris harus berdasarkan asas sama rata.
  • Inggris berhak mengangkat konsul di tiap-tiap pelabuhan yang dibuka bagi aktivitas perdagangan mereka.
  • Perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 29 Agustus 1842, sama sekali tidak menyelesaikan masalah penyelundupan candu. Penyelundupan masih berlangsung, meskipun secara resmi tetap dilarang.







Setelah perjanjian Nanjing tercetus, Amerika Serikat juga menuntut hak yang sama dengan Inggris. Amerika mengirimkan utusan bernama Caleb Cushing untuk merundingkan hal itu dengan pemerintah Cina. Usaha Cushing berhasil, Cina dan Amerika menyepakati perjanjian bilateral pada tahun 1844. Perjanjian tersebut membuat Amerika mendapatkan pula seluruh hak istimewa yang didapatkan Inggris.

Di dalam perjanjian bilateral ini, hakim-hakim Cina tidak memiliki wewenang untuk mengadili warga Amerika yang melakukan pelanggaran hukum dan harus menyerahkannya pada pengadilan konsulat Amerika.

Selain Amerika, Prancis juga menyusul mendakan perjanjian bilateral dengan Cina pada tahun yang sama guna memperoleh hak-hak istimewa. Sebagai hasilnya, Cina mengizinkan penyebaran agama Katolik dan mengembalikan hak milik gereja yang telah dilarang seabad sebelumnya.


Perang Candu II (1856-1860 M)

Perang Candu II dapat dianggap sebagai kelanjutan dari ambisi imperialisme Eropa di Cina. Pihak Eropa yang telah mendapatkan hak-hak dagang khusus di Cina, masih berambisi untuk memperluas kekuasaannya.

Pihak Inggris ingin memperkuat pengaruhnya di Cina dengan memaksa Dinasti Qing memperluas wilayah perjanjian Nanjing. Pada tahun 1854, mereka menuntut seluruh Cina dijadikan wilayah dagang terbuka bagi East India Company, perdagangan candu dilegalkan, dan diperbolehkannya duta besar Inggris ditempatkan di Beijing.

Tuntutan serupa juga datang dari Amerika Serikat dan Prancis. Akan tetapi, pemerintah Dinasti Qing menolak semua tuntutan tersebut, sehingga hubungan Cina dan Barat menjadi memanas.

Meskipun demikian, Perang Candu II secara khusus dipicu oleh tindakan pejabat Dinasti Qing yang menghentikan kapal bernama Arrow, kapal Cina yag telah diregistrasi di Hongkong (kapal tersebut dikapteni orang Inggris dan seluruh awaknya merupakan warga Cina). Telah menjadi kebiasaan, jika kapalTiongkok hendak menyelundupkan sesuatu, mereka meregistrasikan terlebih dulu kapalnya di Hongkong, sehingga dapat berlayar di bawah bendera Inggris dan terhindar dari jeratan hukum Cina.

Pada tanggal 8 Oktober 1856 kapal tersebut berlabuh di Kanton. Pada pagi harinya, mereka dihentikan oleh 4 pejabat dan 60 pasukan bersenjata. Mereka mencurigai Arrow hendak menyelundupkan sesuatu ke wilayah Cina.

Kapten kapal mendatangi konsulat Inggris untuk melaporkan penahanan yang dilakukan pejabat Cina. Konsul Inggris, Harry Parkes, segera meresponnya dengan mendatangi pejabat Cina yang melakukan penahanan serta memprotes tindakan mreka.

Meskipun telah diprotes, 12 orang di antara awak kapal itu tetap ditahan karena dianggap melakukan tindak kriminal penyelundupan. Pihak Inggris ngotot, bahwa kapal itu telah diregistrasi di Hongkong, oleh karena itu hukum khusus berlaku terhadap mereka, dan meminta agar kapal dan awaknya dibebaskan.

Pihak Cina menolak permintaan Parker, karena gagal membebaskan para awak Konsul Inggris kembali ke kantornya dan menyurati Gubernur Ye Mingchen. Ia membuat tuduhan bahwa para pejabat Cina telah menghina bendera Inggris. Selain itu, ia juga menuduh pihak Cina telah melanggar perjanjian ekstrateritorial dengan Inggris.

Parker juga mengirimkan surat kepada Gubernur Sir John Bowring dan Admiral Sir Michael Seymour di Hongkong, meminta Inggris menuntut permintaan maaf Cina. Mungkin Parker melihat peristiwa ini sebagai salah satu kesempatan untuk memperluas imperialisme Inggris di Cina.

Dari hasil penyelidikan pejabat Cina yang berwenang mendapati bahwa sembilan di antara dua belas orang yang ditangkap tidak bersalah. Gubernur Ye dengan tenang dan sopan menjawab tuntutan sepihak Inggris. Dijelaskannya alasan penangkapan serta penyesalan terhadap kesalah-pahaman yang terjadi.

Ia juga mengatakan tidak ada sedikit pun keinginan untuk menghina bendera Inggris. Gubernur Ye lalu menawarkan untuk menyerahkan 12 orang yang di tahan itu pada tanggal 12 Oktober 1856.

Akan tetapi, Parker menolak tawaran tersebut meskipun pihak Cina telah menyampaikan rasa penyesalan. Ia tetap bersikeras agar Gubernur Ye mengeluarkan permintaan maaf secara tertulis serta pembebasan awak kapal yang tidak bersalah dengan segera.

Ye merespon kesombongan pihak Inggris dengan menyatakan bahwa hukum ekstrateritorial hanya berlaku bagi kapal Inggris, sedangkan Arrow adalah kapal Tiongkok. Ia juga mempertanyakan kewenangan pihak Inggris untuk ikut campur urusan penangkapan warga negara Cina oleh pejabat berwenangan Cina, apalagi saat itu kapal juga berada di perairan Cina. Gubernur menyimpulkan insiden tersebut bukan lah merupakan pelanggaran perjanjian apa pun.

Pihak Inggris menolak penjelasan pihak Cina di aas, meskipun bukti-bukti dan saksi menguatkan pembelaan Ye. Mereka tetap ngotot bahwa kapal itu tetap kapal Inggris dan warga negara mana pun yang berada di atas kapal Inggris berada di bawah naungan hukum Inggris.

Polemik ini terus berlanjut hingga tanggal 21 Oktober 1856, di mana sekali lagi Parker menuntut permintaan maf Cina. Keesokan harinya, Gubernur Ye mengirim para tahanan itu ke konsulat Inggris, termasuk yang terbukti bersalah melakukan penyelundupan, namun pihak Inggris menanggapi dingin usaha tersebut. Gubernur Ye tetap bersikeras tidak perlu mengeluarkan permintaan maaf, karena tidak ada pelanggaran yang dilakukan.

Setelah Cina tidak kunjung meminta maaf, arogansi Inggris pun semakin menjadi. Mereka mengerahkan angkatan perangnya pada tahun 1857 untuk menggempur Kanton. Prancis ikut bergabung dengan Inggris setelah hukuman mati yang dijatuhkan terhadap seorang misionaris Prancis bernama August Chapdelaine.

Kanton berhasil direbut dan mereka bergerak menuju Beijing. Sementara itu, Kaisar Xianfeng (1851-1860) yang ketakutan melarikan diri ke Jehol. Perang Candu II baru berakhir setelah pihak Cina bersedia menandatangani Perjanjian Tianjin pada bulan Juni 1858. 

Berikut isi dari perjanjian Tianjin:

  • Inggris, Prancis, Amerika, dan Rusia diizinkan membuka kedutaan di Beijing, yang saat itu merupakan kota tertutup bagi orang asing.
  • Sepuluh pelabuhan baru dibuka bagi bangsa Barat, termasuk Danshui, Hankou, Niuzhuang, dan Nanjing.
  • Pemberian izin kunjungan orang asing ke pedalaman Cina, baik untuk urusan dagang atau kegiatan misionaris.
  • Cina harus membayar kerugian perang sebesar 4 juta tail perak pada Inggris dan 2 jut apada Prancis.
  • Pelarangan menyebut bangsa Barat sebagai yi (barbar).
  • Walaupun perjanjian telah ditandatangani, kerajaan tetap tidak mengizinkan pendirian kedutaan di Beijing. Oleh karena itu, pada tahun 1860, kekuatan gabungan Inggris dan Prancis kembali melancarkan serangan, dan berhasil menaklukan  Beijing pada tanggal 6 Oktober 1860.


Kaisar Xiangfeng kembali melarikan diri ke istananya di Chengde, di mana sebelumnya ia telah memerintahkan Pangerang Gong untuk bernegosiasi dengan bangsa Barat.

Di saat yang bersamaan, bangsa Barat membakar istana kekaisaran dan menjarahnya. Untuk meredam kekejaman bangsa Barat, pangerang Gong menyampaikan kembali kesediaan Dinasti Qing untuk menjalankan seluruh isi perjanjian Tianjin dalam wujud Konvensi Beijing yang diratifikasi pada tanggal 18 Oktober 1860. Adapun isi dari ratifikasi adalah sebagai berikut:

Cina mengakui kembali Perjanjian Tianjin.
  • Menjadikan Tianjin sebagai pelabuhan terbuka.
  • Kerugian yang harus diganti Cina kepada Inggris dan Prancis ditingkatkan menjadi 8 juta nail perak.
  • Perdagangan candu dilegalkan.
  • Dengan keluarnya ratifikasi ini sekaligus mengakhiri sepenuhnya Perang Candu dan menjadikan candu sebagai barang yang legal di dataran Cina.

Dengan keluarnya ratifikasi ini sekaligus mengakhiri sepenuhnya Perang Candu dan  menjadikan candu sebagai barang yang legal di dataran cina.

Opium (Part III)

Sejarah Opium di Indonesia




Bunga opium (poppy), yang dalam bahasa Latin disebut Papaver somniferum, memang tidak ditanam di Pulau Jawa, melainkan didatangkan dari daerah lain Diduga dari Turki dan Persia.  Disebutkan saudagar Arab membawa masuk candu kewilayah ini, meskipun tidak di temukan bukti-bukti yang lain yang menunjukan sejak kapan candu mulai di perdagangkan di Jawa. Meski begitu, orang Jawa ditengarai sudah menggunakan opium jauh sebelum kedatangan Belanda. Setelah orang Belanda mendarat di Pulau Jawa, pada akhir adad ke-17, mereka bersaing keras dengan pedagang Inggris untuk merebut pasar opium di Jawa.

Candu merupakan komoditas penting yang pada awalnya di perebutkan bersama Inggris, Denmark, Dan Belanda, tetapi  kemudian Belanda yang memenangkan monopoli perdagangannya, sedangkan pelaksananya adalah para elite China di Jawa.



Pada 1677, Kompeni Hindia Timur Belanda (VOC) memenangkan persaingan ini. Kompeni berhasil memaksa Raja Mataram, Amangkurat II, menandatangani sebuah perjanjian yang menentukan. Isi perjanjian itu adalah: Raja Mataram memberikan hak monopoli kepada Kompeni untuk memperdagangkan opium di wilayah kerajaannya.

Setahun kemudian, Kerajaan Cirebon juga menyepakati perjanjian serupa. Inilah tonggak awal monopoli opium Belanda di Pulau Jawa. Hanya dalam tempo dua tahun, lalu lintas perdagangan opium meningkat dua kali lipat. Rata-rata setiap tahun, sekitar 56 ton opium mentah masuk ke Jawa secara resmi. Tetapi, opium yang masuk sebagai barang selundupan bisa dua kali lipat dari jumlah impor resmi itu. Sejak tahun1619 - 1799 VOC bisa memasukkan 56.000 kg opium mentah setiap tahun ke Jawa. Dan pada 1820 tercatat ada 372 pemegang lisensi untuk menjual opium.
Pada awal 1800, peredaran opium sudah menjamur di seluruh pesisir utara Jawa, dari Batavia hingga ke Tuban, Gresik, Surabaya di Jawa Timur, bahkan Pulau Madura. Di pedalaman Jawa, opium menyusup sampai ke desa-desa di seantero wilayah Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta. Di Yogyakarta saja terdapat 372 tempat penjualan opium.

Penikmat candu tersebar di berbagai kalangan dan meluas di Jawa khususnya Jateng dan Jatim. Pada papan atas, candu dikonsumsi sebagai gaya hidup, disuguhkan sebagai tanda kehormatan bagi tetamu dirumah para bangsawan Jawa dan China, tetapi kelompok masyarakat lain juga menjadi pecandu, meskipun kebanyakan mengonsumsi candu kualitas rendah.

Mereka adalah kaum pengembara musisi, seniman teater rakyat, pedagang keliiling dan tukang upahan di perkebunan yang memakai candu untuk menikmati  sensasi khayali, merjut mimpi dan mengurangi prhal - pegal di badan.

Dikalangan para seniman yang haru begadang karena pekerjaan, misalnya sinden dan dalang, penari, pemain teater, candu diyakini dapat membuat mereka kuat terjaga dan tetap bugar.
Namun di Banten dan di tanah Pasundan, jumlah pecandu tidak besar. Budaya, moral dan agama islam yang kuat di kalangan masyarakat telah menjadi benteng yang memagari  opium di wilayah tsb.
Di kalangan kaum bangsawan, opium bahkan memberikan corak tertentu pada gaya hidup yang sedang berkembang. Opium dipandang sebagai peranti keramah-tamahan dalam kehidupan bermasyarakat. Di pesta-pesta kalangan atas, sudah menjadi kewajaran jika para tetamu pria disuguhi opium.
Permukiman Cina, yang semula hanya terpusat di sepanjang pesisir utara, pada pertengahan abad ke-19 mulai menyebar ke kota-kota pedalaman Jawa. Bahkan, justru kawasan pedalaman inilah yang kemudian berkembang menjadi lahan subur bagi para bandar opium. Pasar opium paling ramai terletak di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bandar opium Surakarta, misalnya, bersama wilayah Keresidenan Kediri dan Madiun, Jawa Timur, selalu menghasilkan pajak opium tertinggi bila dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sejak awal abad ke-19 hingga awal abad ke-20, kawasan itu juga mencatat rekor jumlah pengguna opium, dibandingkan dengan wilayah mana pun di Pulau Jawa.

Peringkat kedua diduduki oleh penduduk yang bermukim di wilayah pesisir: Semarang, Rembang, hingga Surabaya. Tapi, di peringkat yang sama juga tercatat kawasan pedalaman Yogyakarta, dan wilayah Keresidenan Kedu. Kemudian disusul wilayah Batavia, hingga pantai utara bagian timur, Rembang, Tuban, Besuki, Pasuruan, Probolinggo, Madura, juga pedalaman Ponorogo.









Sempat ada larangan resmi memperdagangkan opium di wilayah tsb dan Banten menutup perdagangan opium pada awal abad 19, meskipun demikian pasar gelap candu dapat ditemukan.
James R Rush juga menuliskan terjadi penyelundupan opium di Riangan pada waktu itu dan ketika kemudian Belanda berhasil membuka perdagangan di wilayah tsb, jumlah pemakainya jauh lebih kecil dibanding dengan wilayah Surakarta, Yogyakarta, Kediri, Madiun, Rembang, Kedu, Psuruan, Probolinggo bahkan juga di  eks karesidenan Besuki jauh di timur

Seorang dokter inggris, Thomas Syndenham pada 1680 pernnah menulis. "Diantara semua obat - obatan yang disediakan bagi manusia atas perkenan Tuhan, tidak ada yang semanjur dan seuniversal opium untuk meringankan penderitan."

Secara klinis, Morfin sampi sekarang adalah obat yang paling unggul untuk menghilangkan rasa sakit dan di pergunakan sebagai pengobatan resmi, meskipun penyalahgunaan juga meluas diseluruh pelosok dunia.

Karakter analgesik opium yang dapat meredakan rasa sakit diragukan meyebabkan benda itu disukai orang Jawa terutama mengingat fasilitas layanan kesehatan yang tidak memadai, lingkungan tinggal yang tidak sehat sehingga banyak penyakit merebak di antara penduduk seperti diare, malaria, tipus, campak, demam biasa hingga malaria, tuberkolosis, menghilamgkan letih lesu bahkan mengobati penyakit kelamin.

Dikalangan para seniman yang haru begadang karena pekerjaan, misalnya sinden dan dalang, penari, pemain teater, candu diyakini dapat membuat mereka kuat terjaga dan tetap bugar.

Sempat ada anggapan bahwa candu dapat meningkatkan vitalitas, gairah seksual dan eforia, sampai - sampai tertulis dalam syair Jawa Suluk Gatoloco buah karya priyaji Jawa yang menguasai tradisi dan mistik.

Tersebutlah tokoh dalam syair itu, Gatoloco, berwujjud kelamin laki - laki yang membentengi diri dengan menelan opium dan merasakan kekuatan candu yang memabukan itu menyebar keseluruh tubuh dan membuat kekuatannya kembali.


Pemakaian candu semakin meluas, dampak negatif juga terlihat cukup termasuk dari pamakaian uang yang cukup besar untuk belanja candu, bahkan juga dikelas pekerja buruh.

Tetapi, pandangan orang jawa terhadap candu tidaklah seragam. Pada masa itu pun sudah ada kelompok anti candu yang berjuang untuk memeranginya dan menabukan candu dengan memasukannya pada larangan "molimo" yaitu ajaran moral yang melarang kaum laki - laki berbuat lima kegiatan yang berlawanan dengan kata M, yaitu Maling(mencuri), Minum(alkohol), Madon(main perempuan), Main (berjudi) dan Madat(menghisap candu).


Larangan Paku Buwono II

Pada masa itu, mengisap opium seperti menjadi ciri umum kehidupan kota dan desa. Opium dipasarkan bahkan sampai ke tengah masyarakat desa yang tergolong miskin. Pesta panen, misalnya, seringkali dibarengi dengan pesta candu. Bahkan dalam hajatan pernikahan, tak jarang tuan rumah menyediakan candu untuk para tetamu yang dikenal sudah biasa menghirup madat. Para pemimpin desa pun dijamu dengan cara ini.

Opium masuk ke dalam kehidupan masyarakat Jawa tanpa memandang pangkat dan derajat. Candu dijajakan dari rumah ke rumah. Hampir di setiap desa ada pondok tempat mengisap opium. Orang Jawa membeli opium dengan duit yang didapat dari memeras keringat sebagai petani, pedagang, buruh, dan kuli perkebunan. Padahal, penghasilan seorang buruh pada 1885 rata-rata hanya 20 sen per hari.

Sementara itu, belanja opium rata-rata orang Jawa pada masa itu mencapai 5 sen per hari. Artinya, sekitar seperempat pendapatan dijajankan untuk opium. Diperkirakan, satu dari 20 lelaki Jawa mengisap opium hanya sebagai kenikmatan sesaat, tak sampai terjerat menjadi pecandu. Ibarat kata, kedudukan opium pada masa itu mirip dengan posisi rokok pada masa kini.

Tapi, ada juga manusia Jawa yang membelanjakan hingga 20 sen per hari hanya untuk opium. Karena itu, tidaklah mengherankan bila banyak orang Jawa yang jatuh papa lantaran opium. Mulai insaf akan ancaman obat bius ini, pada abad ke-18, Raja Surakarta, Paku Buwono II, bertekad melarang semua keturunannya mengisap opium.

Larangan itu, rupanya, ibarat gaung jatuh ke lembah. Terdengar selintas angin, lalu lenyap ditelan kegelapan. Sebab, pada masa pemerintahan Paku Buwono IV, 1788-1820, Raja Surakarta ini menerbitkan buku Wulang Reh, yang berisi ajaran tentang perilaku. Dalam buku yang berisi tembang, dan sangat populer di kalangan orang Jawa, itu sang raja mengingatkan rakyatnya jangan sampai terjerat candu.

Di kalangan masyarakat Cina pada masa itu, mengisap opium malah bisa dikatakan sudah menjadi semacam ”kebudayaan”. Baik untuk kalangan yang tinggal di kota besar, maupun di kota kecil dan pedesaan. Para hartawan Cina menikmati opium di rumah mereka, atau di klub-klub opium yang bersifat eksklusif. Sedangkan Cina miskin mengisap opium di pondok-pondok opium umum, bersama penduduk setempat.

Di pihak Belanda juga tumbuh gerakan etis sejak 1880, yang di lakukan untuk meningkatkan kemakmuran warga (termasuk Pribumi). Pieter Brooshooft misalnya mengeluarkan Memorie yang menyerukan pengurangan pajak pada orang pribumi, dan proyek-proeyk yang dapat memajukan pertanian rakyat.

Pada tahun 1899 C. Th Deventer membujuk pemerintah Belanda untuk membayar utang kehormatan sebagai ganti rugi atas sikap mengabaikan penduduk di wilayah jajahan, disusul dengan pernyataan resmi Ratu Wilhemina pada 1901 yang menyatakan penyesalan atas hilangnya kesejahteraan penduduk Jawa.

Tahun-tahun etis ini ditandai dengan perluasan kesempatan pendidikan bagi penduduk, dan upaya perbaikan kesejahteraan lainnya termasuk peraturan mengenai peredaran candu.

Belanda membentuk suatu lembaga khusus yang diberi nama Regi untuk meluruskan kesalahan pada masa lalu. Sejak itu semua urusan opium di pusatkan di ibukota, juga pabrik-pabrik opium yang dulu tersebar du daerah dan dikuasai para bandar yang menghasilkan produksi dengan varian luas baik dari kualitas maupun citarasa, kini di pusatkan di Batavia dalam bentuk produksi yang seragam.

Birokrasi dalam pembuatan dan peredaran mulai diterapkan juga untuk mengantisipasi penyalahgunaan, dan banyak orang terpelajar bergabung dalam regi hingga di tingkat daerah.