Opium (Part I)


Asal Opium, Efek & Pencegahan




Opium, apiun, atau candu (poppy) adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P. paeoniflorum) yang belum matang.

Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi. Bunga opium bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya terdiri dari satu bunga dnegan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat indah hingga beberapa spesies Papaver lazim dijadikan tanaman hias. Buah opium berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.

Istilah untuk candu yang telah dimasak dan siap untuk dihisap adalah madat. Istilah ini banyak digunakan di kalangan para penggunanya.



Buah opium yang dilukai dengan pisau sadap akan mengeluarkan getah kental berwarna putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah ini dipungut dan dipasarkan sebagai opium mentah.











Opium mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah ini diekstrak lagi, akan dihasilkan morfin. Morfin yang diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan heroin. Limbah ekstrasi ini kalau diolah lagi akan menjadi narkotik murah seperti “sabu-sabu” (Metamfetamia).



Metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin), disingkat met, dan dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Dipasarkan untuk kasus parah gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi dengan nama dagang Desoxyn, yang akhirnya disalahgunakan sebagai narkotika. “Crystal meth” adalah bentuk kristal yang dapat dihisap lewat pipa. Metamfetamina pertama dibuat dari efedrina di Jepang pada 1893 oleh Nagai Nagayoshi.









Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan Eropa Tenggara ini sekarang telah menyebar sampai ke Afganistan dan “segitiga emas” perbatasan Myanmar, Thailand, dan Laos.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afganistan saat ini merupakan penghasil opium terbesar di dunia dengan 87%. Laos juga merupakan salah satu penghasil terbesar.




Dijaman dahulu kala, opium sering digunakan sebagai obat-obatan, pelengkap acara ritual keagamaan, dan komoditi perdagangan.

Efek dari merokok opium kurang lebih sama dengan efek menggunakan morfin atau heroin. Efek ini dapat berlangsung selama 3-6 jam dan dapat mencakup hilangnya rasa sakit dan kecemasan, penurunan kewaspadaan dan merasa santai, pernapasan diperlambat, pandangan terbatas, dan mual.

Ketika disalahgunakan, penggunaan obat hasil pengolahan opium bisa menimbulkan kecanduan. Opium, ketika pertama kali digunakan akan memberikan rasa tenang yang ekstrim, euforia atau rasa kebahagiaan bagi pengguna. Semua kesulitan atau masalah tampaknya hilang dan menjadi hal yang remeh bagi mereka. Tapi ketika efek dari obat tersebut habis, mimpi buruk dan halusinasi akan mungkin terjadi, dan itu adalah titik dimana pengguna membutuhkan lebih banyak opium untuk memenuhi kebutuhan mereka (kecanduan).







Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang mengkonsumsi opium, diantaranya:
  • Penggunaan narkotika oleh anggota keluarga dan teman.
  • Keluarga miskin asuhan di mana cinta, kehangatan, pujian, dan penerimaan sangat kurang.
  • Kurangnya arahan dari keluarga tentang cara-cara yang tepat untuk bergaul dengan orang lain.
  • Kemiskinan, kondisi hidup yang buruk, atau isolasi dari orang lain.
  • Kegagalan di sekolah.
  • Kegagalan untuk mengembangkan kemampuan untuk bergaul dengan teman sebaya.
  • Tumbuh di sebuah lingkungan di mana penggunaan narkoba adalah hal yang umum dan diterima secara luas.
  • Penggunaan resep medis untuk alasan yang sah. Sebagai contoh, dokter mungkin meresepkan obat kepada individu yang menderita sakit punggung. Sementara obat ini dimaksudkan untuk meringankan rasa sakit, mungkin juga mengandung beberapa efek samping adiktif. Penggunaan obat tersebut dimonitor oleh dokter, tetapi tergantung juga pada pasien apakah ia menggunakan obat sesuai dengan yang diresepkan.


Kecanduan bisa terjadi karena dua alasan, yaitu alasan fisiologis dan psikologis. Pertama, tubuh seseorang bisa menjadi secara biologis tergantung pada sesuatu. Artinya, tubuh mungkin mulai membutuhkan dan berharap bahwa ia akan menerima suatu zat tertentu setiap hari atau setiap jam. Jika tidak menerima zat itu, tubuh akan merespon dengan menjadi sakit. Ketika ini terjadi, orang itu dikatakan secara fisiologis tergantung pada zat tersebut.

Orang juga dapat menjadi kecanduan secara psikologis terhadap zat tertentu. Artinya, zat tersebut membuat mereka merasa bahagia, lebih percaya diri, atau lebih baik dalam beberapa hal. Dalam rangka memelihara perasaan ini, mereka percaya bahwa mereka harus terus menggunakan zat tersebut yang memberi mereka perasaan ini. Dalam hal ini, seseorang dikatakan secara psikologis tergantung pada zat-zat tersebut. Dalam banyak kasus, kecanduan melibatkan baik aspek fisiologis maupun psikologis.



Berkat kemajuan bioteknologi, kini para dokter dapat memahami lebih baik apa yang tidak diketahui tiga puluh tahun yang lalu. Narkotik seperti heroin, opium, morfin, kodein dan metadon dapat menyebabkan kelainan susunan saraf pusat dan penyakit neurologis. Kelainan tersebut adalah berupa bertambahnya jumlah reseptor opiat m yang menjadi aktif di otak, sesuai dengan jumlah opiat yang ada di dalam darah. Hal ini diketahui berkat adanya alat canggih PET Scan. Jumlah reseptor yang banyak ini mengakibatkan timbulnya craving (sugesti, rasa rindu pada narkotik). Tidak hanya para dokter, namun masyarakat awam pun dapat bermain-main dengan banyak obat. Seseorang dapat mengkonsumsi heroin sekali, dua kali, tiga kali, lima kali barangkali, dan semuanya tampak baik-baik saja. Kehidupan berjalan normal, sampai pada suatu hari, orang tersebut bangun di pagi hari dan mendapatkan dirinya tidak lagi seperti biasanya, mengalami diare dan muntah yang merupakan permulaan tanda-tanda kecanduan/ketagihan. Sejak itu, konsumsi heroin merupakan keharusan, kalau tidak mau menderita nyeri. Tidak ada pilihan lain, dan mulailah mereka menyembunyikan problemnya, berbohong dan mau melakukan apa saja untuk mendapatkan heroin.

Selama ini, problema kecanduan narkotik ditangani oleh dokter psikiater dan ahli psikologi, namun menurut metode Waismann, apa yang mereka derita bukanlah primer problema psikologis. Sesungguhnya, ini adalah problema neurologis yang mengakibatkan efek psikologis sekunder.

Pasokan narkotik eksogen (dari luar) yang kontinyu menimbulkan kerusakan sistem yang sangat mendasar dan sangat halus dari keseimbangan alami zat-zat mirip narkotik yang dihasilkan otak. Zat-zat tersebut mengatur nyeri, cairan, pola tidur, tekanan darah dan fungsi-fungsi penting lainnya. Narkotik bekerja setelah terikat pada reseptor di otak. Dengan penggunaan kronik, otak beradaptasi terhadap narkotik yang ada. Sekali terjadi pengaturan baru yang berdasarkan jumlah narkotik eksternal, penghentian tiba-tiba pasokan narkotik akan menyebabkan distres berat pada tubuh. Bila pasokan narkotik dihentikan, timbullah ketidakseimbangan biokimiawi. Khususnya, bagian otak yang disebut lokus seruleus berubah menjadi hiperaktif dan menghasilkan hormon stres noradrenalin. Ini memicu nyeri, spasme otot dan diare, yang menjadikan gejala putus obat (sakau) ini disebut cold turkey karena adanya merinding / bulu roma berdiri akibat spasme otot sekitar folikel rambut, kicking the habit karena adanya gerakan tungkai yang tidak disadari.


Penghentian konsumsi narkotik menyebabkan muntah, diare, nyeri perut, nyeri tulang seluruh tubuh, berkeringat, hidung meler dan susah tidur. Kondisi kacau ini akan berlangsung selama 7-10 hari. Itulah sebabnya, separo pecandu heroin tidak tahan akan proses ini. Meskipun tidak ada pasokan dari luar, tubuh masih mempunyai cadangan dalam tulang dan jaringan lemak. Karenanya, diperlukan waktu lama sampai seluruh persediaan narkotik dalam tubuh habis. Bila sudah tidak ada lagi kandungan heroin, tubuh memulai proses neuroregulasi.


Endorfin mengalir ke otak dan ditampung oleh reseptor-reseptor opioid. Begitu pula, heroin juga ditampung oleh reseptor-reseptor yang sama. Dalam metodenya Waismann memblok reseptor-reseptor ini dan berapapun jumlah heroin dalam tubuh, heroin tersebut tidak dapat lagi mencapai otak. Dengan begitu, pasien menjadi ‘bersih’ seketika. Blokade reseptor dimulai 20 menit setelah pemberian naltrekson per oral/sonde lambung. Karena pasien menjadi bersih begitu cepat, semua penderitaan yang dialami pasien sangatlah parah, namun tidak berlangsung selama 10 hari, hanya 4 jam. Kendatipun periode ini relatif sangat pendek, pasien haruslah diberi sedasi berat agar tidur selama proses berlangsung.


Kecanduan obat, meski dengan berbagai perilaku negatif tidak dapat disembuhkan secara efektif oleh ahli psikologi. Mereka yang kecanduan heroin menderita rasa nyeri yang hebat dan mulai berperilaku aneh-aneh. Karena perubahan perilaku ini, mereka diserahkan kepada para psikiater. Pola sosial ini perlu ditinjau kembali, karena sesungguhnya ada korelasi antara reseptor opioid, kecanduan, cara kerja dan segala penyakitnya. Dengan membalik proses ini, kita memulihkan pasien dari ketergantungan opiat.


Blokade reseptor dilakukan dengan tablet antagonis (penawar) narkotik yang membuat otak menjadi bersih. Kala otak menjadi bersih, pasien akan mengalami gejala putus obat yang paling berat, sehingga pasien perlu dibius. Penawar narkotik sudah dipakai selama 30 tahun untuk menawarkan narkotik. Ini dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi dalam profesi mereka sehari-hari. Namun, baru belakangan ini dimanfaatkan dalam bidang penyembuhan kecanduan narkotik.

Seorang psikiater akan berbicara panjang lebar untuk mendefinisikan ‘kecanduan’, Waismann mendefinisikannya sebagai neuroadaptasi. Apabila elemen baru dimasukkan ke dalam daur hayati (biology cycle) seseorang, otak akan beradaptasi terhadap pendatang baru ini dan elemen baru ini menjadi bagian daur hayati orang tadi. Manakala elemen ini dikeluarkan, tubuh akan menderita. Nyamuk, laba-laba dan sebagainya akan mati jika lingkungan berubah, namun manusia dapat beradaptasi. Narkotik eksogen yang dikonsumsi akan masuk ke otak dan mengubah dinamik kesehatan tekanan darah, denyut jantung dan regulasi rasa nyeri dan penderitaan akan berat jika zat narkotik tersebut dikeluarkan. Dengan konsep ini Waismann dapat membuktikan bahwa apa yang dinamakan ‘kepribadian pecandu’ tidak ada.

Pengobatan (terapi medikamentosa) kecanduan narkotik pada dasarnya tidaklah sulit karena semua obat yang diperlukan telah tersedia. Digunakan antagonis yang berefek lama yang akan mempertahankan blokade reseptor. Tidak lagi digunakan istilah ‘detoksifikasi’ melainkan diperkenalkan konsep neuroregulasi. Dengan istilah ini, dimaksudkan neuroregulasi yang dipercepat yang membalikkan ketergantungan fisis dan psikologis, sedangkan detoksifikasi hanyalah berarti membersihkan tubuh dari narkotik.


Oleh karena adanya masalah kejiwaan (stres dan sebagainya), ikut-ikutan teman, mendapat narkotik karena menderita nyeri kronik atau menyusu ibu yang pecandu opiat. Seseorang dapat mengkonsumsi opiat untuk waktu yang cukup lama dan akhirnya menjadi pecandu.

Konsumsi narkotik eksogen yang kronik ini menyebabkan reseptor opioid makin lama makin banyak yang aktif. Terjadilah ketidakseimbangan kimiawi yang menyebabkan kelainan sistem saraf pusat yang dapat mengakibatkan distres fisis dan aspek psikologis sekunder, dari yang ringan sampai berat.

Dengan detoksifikasi cepat (4-5 jam) sebagian besar opiat akan keluar dari tubuh. Sesudah proses detoksifikasi ini, dimulailah proses neuroregulasi (dengan bantuan naltrekson) selama 9-14 bulan. Bergantung pada berat ringan kelainan psikologis yang timbul pasien perlu pula mendapat bantuan psikososial / mental dari ahli psikologi, psikiater dan atau agama. Mental pasien perlu diperkuat agar tidak mudah jatuh menjadi pecandu lagi, bilamana sudah normal kembali (jumlah reseptor yang aktif kembali seperti semula).





2 komentar:

  1. RAIH KEMENANGAN TIADA BATAS SETIAP HARI...
    Bersama Kami Di Situs WWW,KAS99.COM
    Situs Permainan Poker & Domino Paling Terpercaya Di Indonesia
    Yang Selalu Memberikan Kemenangan Kepada Member Setiap Hari



    Hanya Dengan Min Deposit / Withdraw Rp. 20,000
    Bossku Sdh Bisa Bermain 8 Games Hanya Dengan 1 USER ID



    Games Yang Tersedia :
    1. Poker
    2. Bandar Poker
    3. DominoQQ
    4. AduQ
    5. BandarQ
    6. Capsa Susun
    7. Bandar Sakong
    8. Bandar66

    Ayo Buktikan Bahwa Anda Bisa Menang Dan Menjadi JUTAWAN KAS99.COM

    Contact Person :
    BBM : 55A9CFF6
    WA : +85598791608
    PATH : KASQQ
    FB ; KASQQ
    IG ; KASQQ_CS
    Live Chat : 24 Jam

    Login Site :
    WWW.KAS99.ORG
    WWW.KAS99.INFO
    WWW.KAS99.COM
    WWW.KAS99.NET

    BalasHapus
  2. Situs KAS99 sudah Kami UPGRADE menjadi situs VIP
    VIPKASQQ.COM

    Menjadi member VIP
    Userid yang sudah terdfartar otomatis jadi VIP
    Bermain di meja VIP
    Berkesempatan BESAR untuk menang BESAR di meja VIP
    :D :D :D :D :D

    Jangan Tunda lagi. Daftar dan bergabung lah menjadi member VIP dari VIPKASQQ
    Jadi lah pemenang di VIPKASQQ

    Contact Person :
    BBM : 55A9CFF6
    WA : +85598791608
    PATH : KASQQ
    FB ; KASQQ
    IG ; KASQQ_CS
    Live Chat : 24 Jam

    Login Site :
    HTTP://WWW*VIPKASQQ.COM
    HTTP://WWW*VIPKASQQ.NET
    HTTP://WWW*VIPKASQQ.ORG
    HTTP://WWW*VIPKASQQ.INFO
    (Hapus Tanda *)

    BalasHapus